インドネシア現地ニュース紹介ブログ

インドネシアの様々なニュース記事などを紹介するブログです。よろしくお願いいたします。

マルク州でマグニチュード6.5、死者23名、負傷者100名以上

こんばんは。インドネシアブログを更新します。

昨日、9月26日インドネシアのマルク州にてマグニチュード6.5の地震が発生したとのことです。マルク州と聞くとちょっとわかりずらいですが、歴史の教科書でよく見た「モルッカ諸島」のことです。歴史的に独立問題を抱えていて、インドネシア国内でも少し特徴のある地域です。

 

これから情報が更新されていくと変わってしまうかもしれませんが、すでに23名の死亡が確認されているそうです。国家防災庁の発表です。被災地域では、緊急対応が行われていますが、様々な物資が必要とされているようです。

 

ちなみに、多くの皆さんがご存じかと思いますが、インドネシアと日本は2時間の時差がありますよね。ただ、これは首都が置かれているジャカルタの話であって、東西にかなり長い国土になっている性質上、インドネシアの国内には3つのタイムゾーンがあります。

 

それは、西部インドネシア時間(Waktu Indonesia Barat)、中部インドネシア時間(Waktu Indonesia Tenggah)、東部インドネシア時間(Waktu Indonesia Timur)、という風に呼ばれています。

 

報道などで使われる時間は主に西部インドネシア時間ですが、テレビや新聞などで時間表記をするときは、しっかり国内タイムゾーンを記載するようになっています。

例えば、ジャカルタで朝八時なら、「8:00 WIB(西インドネシア時間)」とちゃんと表記してあります。

 

日本にはない感覚ですよね。

それでは、ニュースに入りますね。

www.liputan6.com

<日本語>

国家防災庁:マルク地震により23名死亡

2019年9月27日西インドネシア時間9時2分

Liputan6.comジャカルタ

国家防災庁は、2019年9月26日(木曜)にマルクで発生したマグニチュード6.5 の地震によって亡くなった犠牲者が23人に増えたと明らかにした。

 

「判明している犠牲者数が最大の場所は中部マルクで、14人にのぼる。マルク州の地方防災庁(Badan Penanggulangan Bencana Daerah)は、9月26日(木曜)東インドネシア時間21時53分になくなった犠牲者は23名となったと記録した。」国会防災庁広報部データセンタ長代理、Agus Wibowo氏が2019年9月27日(木曜)、書面で発表した。

アンボン市では6名、Seram県西部では3名の死者が見つかっている。

 

アグス氏によると、現地の地方防災庁(Badan Penanggulangan Bencana Daerah)は、100名を超える人間が負傷したと報告しているとのこと。負傷の原因は地震による建物の瓦礫である。

 

負傷者は中部マルク県で発生している。リアン村では100名以上が負傷している。アンボン市では5名が負傷しているが、すでに手当をうけている。その一方でセラム県の西部、ワイサマ村では、1名が負傷している。

 

「家が倒壊したり、余震によって居所が危険になる危険に備えるために、約15,000人の住民が避難している。」とアグス氏は続ける。

 

その一方で、インフラ関連の被害は、住宅関連のみならず、教育施設、礼拝施設、事業所、公共施設にも及んでいる。

 

被災地域の住宅の倒壊は171棟、詳細は59棟が重度、45棟が中度、67棟が軽度。教育施設では5棟、例えばパッティムラ大学や国立イスラーム大学の建物である。

 

現場の状況から、緊急対応に際して必要な物資は食料、食料以外の物資両方である。

 

食料以外の緊急物資としては、30,000枚のブルーシート、20個の家族用テント、おむつ、女性用ナプキン、毛布20,000枚、マットレス5,000枚,敷物10,000枚、ランプ20,000個、貯水タンク、あるいは公衆水場などである。

 

「マルク地方の降水を考慮して、テントは特に必要とされる。」とアグス氏は述べている。

食物に関しては、乳児向けの食料120パック、食品・飲み物20,000パック、医薬品、ミネラルウォーター、即席食品などが必要とされている。並行してこども、若年層に対する精神的なケアも必要だ。

 

現地の政府は多方面から支援を受けながら現場で緊急対応を続けている。調査チームは早急に現場の詳細状況を調査する予定。国家防災庁のチームがすでに現場に入って、緊急対応をサポートしている。

 

2019年9月26日東インドネシア時間8時46分、マグニチュード6.8の地震がアンボン市を襲った。気象気候地球物理庁はその後地震の規模マグニチュード6.5と修正した。

BMKGは、中部インドネシア時間14時までに、大小59回の余震を記録している。

 

インドネシア語

BNPB: 23 Warga Meninggal Akibat Gempa Guncang Maluku

27 Sep 2019, 09:02 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, korban meninggal akibat gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Maluku pada Kamis 26 September 2019 bertambah menjadi 23 orang.

"Korban meninggal tertinggi diidentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah, sebanyak 14 orang. BPBD Provinsi Maluku mencatat pada Kamis (26/9) pukul 21.53 WIT, total korban meninggal sebanyak 23 orang," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/9/2019).

Korban meninggal juga ditemukan di Kota Ambon sebanyak 6 orang dan Kabupaten Seram Bagian Barat ada 3 orang.

Agus mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan, lebih dari 100 orang menderita luka-luka. Korban luka disebabkan reruntuhan bangunan pasca gempa.

Korban luka-luka terjadi di Kabupaten Maluku Tengah. Lebih dari 100 orang mengalami luka di Desa Liang. Di Kota Ambon, 5 orang luka dan telah mendapatkan perawatan medis. Sedangkan Kabupaten Seram Bagian Barat, 1 orang luka di Desa Waisama.

"Sekitar 15.000 warga masih mengungsi pasca gempa dan dikarenakan karena rumah mereka yang rusak dan mengantisipasi gempa susulan yang membahayakan bangunan tempat tinggal," kata dia.

Sementara itu, kerusakan infrastruktur tidak hanya terjadi pada sektor perumahan tetapi juga fasilitas pendidikan, tempat peribadatan, perkantoran, dan fasilitas umum.

Kerusakan rumah di wilayah terdampak mencapai 171 unit, dengan rincian 59 rusak berat, 45 rusak sedang dan 67 rusak ringan. Fasilitas pendidikan rusak sebanyak 5 unit antara lain beberapa bangunan di Universitas Pattimura dan Kampus IAIN.

Berdasarkan situasi lapangan, beberapa kebutuhan berupa makan dan non-makanan mendesak diperlukan selama penanganan darurat.

Daftar non-makanan mendesak yang dibutuhkan pascagempa Maluku yaitu terpal sebanyak 30.000 lembar, tenda keluarga 20 buah, popok balita, pembalut perempuan, selimut 20.000 lembar, matras 5.000 lembar, tikar 10.000 lembar, alat penerang 20.000 buah dan tandom air beserta MCK.

"Tenda sangat dibutuhkan mengingat wilayah Maluku mengalami hujan," kata Agus.

Sedangkan kebutuhan makan, para penyintas membutuhkan makanan bayi sebanyak 120 paket, makanan dan minuman 20.000 paket, obat-obatan, air mineral, dan makanan siap saji. Di samping itu, pendekatan trauma healing diperlukan bagi anak-anak dan remaja.

Pemerintah daerah setempat dibantu banyak pihak masih terus melakukan upaya-upaya penanganan darurat di lapangan. Tim kaji cepat melakukan pendataan untuk melihat secara lebih rinci kondisi di lapangan. Tim BNPB telah berada di lokasi untuk mendukung penanganan darurat.

Gempa bumi magnitudo 6,8 mengguncang Kota Ambon, Kamis (26/9/2019) pukul 08.46.45 WIT. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemudian memutakhirkan gempa menjadi magnitudo 6,5.

BMKG mencatat terjadi 59 kali gempa bumi susulan hingga pukul 14.00 Wita dengan besaran yang bervariasi.